Select Menu
Select Menu

Favourite

Tokoh

Wisata

Culture

Transportasi Tradisional

Rumah Adat

Bali

Pantai

Seni Budaya

Kuliner

Buku Kenangan dari 3 jaman oleh Margono Djojohadikusumo, kakek dari Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra

Herinneringen uit 3 tijdperken
Kenangan 3 jaman oleh Margono Djojohadikusumo
Een geschreven familie-overlevering
(Sebuah catatan keluarga)
Nadruk van de uitgave (cetakan edisi) Djakarta 1969
Th.1963 di Kuala Lumpur, Margono Djojohadikusumo (duduk kanan)
Prabowo Subianto (kanan atas), Hasjim Djojohadikusumo (duduk tengah
)
Bersama ibu (Dora Sigar) di Kuala Lumpur th.1963, 
Prabowo Subianto di atas tengah 
Keluarga besar di Purworejo, Jawa Tengah pada th.1918
Th.1926, Ibunda dari Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo,
atau nenek dari Prabowo Subianto sedang melukis kain batik.
Hari raya Lebaran di Djakarta pada th.1957 
Ke dua paman Prabowo Subianto yang meninggal th.1946 
di Serpong, Tangerang dalam perang gerilya melawan Belanda 
Th.1947, Kolonel TB. Simatupang dan Major Daan Jahja
(yang kemudian pada th.1966 adalah Letnan Jenderal dan Major Jenderal)
di makam Subianto Djojohadikusumo (paman dari Prabowo Subianto) 
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (ayah dari Prabowo Subianto)
di tengah, di samping kanan dari Mohammad Hatta (Wakil Presiden)
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo 
(ayah dari Prabowo Subianto) paling kiri, depan

Buku tentang keluarga besar dari Prabowo Subianto yang sekarang adalah
Ketua Umum Partai GERINDRA (Gerakan Indonesia Raya) dan calon Presiden.
Buku ini dikarang  oleh Margono Djojohadikusumo yang adalah ayah dari 
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan kakek dari Prabowo Subianto
dan Hasjim Djojohadikusumo.

Berjudul Kenangan dari 3 Jaman, sebuah catatan keluarga. 
Diterbitkan dalam bahasa Belanda (bukan bahasa Indonesia), 
dengan banyak foto-foto keluarga besar sejak dari jaman dulu (th.1918, 1926 dll.), 
silahkan lihat sebagian dari foto2 tsb. diatas.
Dicetak dalam format Hard Cover dengan tebal buku 191 halaman.
Kondisi buku: mulus dan bagus.

Sebuah Buku kuno yang langka - jarang ada. 
Sang Kakek dari Prabowo sendiri (Margono Djojohadikusumo) yang menceritakan
kisah riwayat hidup keluarga besar dari Jaman Belanda, Jaman Jepang
hingga Jaman setelah Kemerdekaan.
Bagi anda yang memilih Partai Gerindra, inilah buku yang harus anda miliki.
Prabowo Subianto sendiri akan maju sebagai calon Presiden RI pada th. 2014 mendatang.

۩۞۩

Ada catatan dalam buku harian saya, hari Senin tanggal 6 September 1971. Tentang kunjungan kami, rombongan mahasiswa kedokteran UGM, ke markas pendidikan akademi militer di Magelang, sehari sebelumnya. Ketika membaca baris baris dalam catatan lama tersebut, ingatan saya melanglang ke masa lalu. Namun lebih didominasi oleh pertemuan dan wawancara saya dengan jendral Sarwo Eddhie. Khususnya tentang penembakan pesawat yang ditumpanginya di bandara Wamena beberapa bukan sebelumnya sewaktu masih menjadi panglima Komando Daerah Militer di Irian Barat, oleh Gerakan Papua Merdeka. Pembicaraan berlanjut sekitar gerakan separatis di Irian dan perilaku para pejabat republik di propinsi ujung timur itu. Saya masih duduk di tingkat tiga Fakultas Kedokteran, dan pemimpin redaksi majalah mahasiswa Hygieia almarhum.

Tiga puluh delapan tahun telah berlalu. Buku harian saya kebetulan kena embargo NYI karena didalamnya ternyata banyak tertulis kisah romantis jaman dulu, yang juga sudah saya pernah ceritakan di KoKi. Khususnya dengan Eny dan Emsa. Cinta monyet, cinta masa lalu, modal permen karet, sana sini lengket.

Ada sesuatu yang mungkin perlu diceritakan dari peristiwa kunjungan itu. Pertemuan singkat dan perkenalan saya dengan seorang taruna. Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Sementara teman teman lain waktu itu sudah terlibat dengan berbagai acara pertandingan olah raga, sepuluh mahasiswa diterima oleh Gubernur AKABRI bersama staff teras di ruang pertemuan gubernur. Beberapa taruna juga mewakili rekan rekan mereka. Dalam acara pembukaan kami semua diperkenalkan, juga tuan rumah. Salah seorang taruna yang diperkenalkan oleh jendral Sarwo Edhie waktu itu adalah Sermadatar Prabowo.

"Taruna yang duduk di ujung itu adalah putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo".

Sermadatar artinya "Sersan Mayor Darat Taruna". Saya lihat Bung Prabowo senyum malu malu di deretan kursi seberang. Diskusi dengan jendral Sawo Eddhie kemudian berkisar tentang penyimpangan2 di Irian barat, dan peristiwa kekerasan yang menimpa mahasiswa oleh taruna akademi militer baik di Yogya maupun di Bandung. Tewasnya Rene Louis Conrad di Bandung menjadi topik tanya jawab menyolok. "Tragedi dan kemunduran dalam pembinaan generasi muda para calon pemimpin bangsa", itu salah satu ungkapan yang saya ingat dari beliau.


Diskusi dengan para taruna berjalan agak kaku. Ketika seorang teman saya berucap " Anda anda di Akademi Militer menikmati fasilitas pendidikan yang begini mewah dan gratis. Kami kami hanya mendapatkan fasilitas belajar pas pas-an, dan harus membayar mahal". Jawabannya dari taruna paling senior agak klise " Di manapun di dunia, pendidikan militer selalu gratis. Di ksatrian ini, kami ditempa menjadi pembela negara".

Kekakuan suasana masih terasa dengan taruna, walaupun kunjungan itu sebenarnya ditujukan untuk mempererat hubungan mahasiswa dan taruna militer. Peristiwa pembunuhan Renne Louis Conrad mahasiswa ITB oleh taruna Akademii Kepolisian di Bandung setahun sebelumnya, dan pengeroyokan mahasiswa tehnik UGM oleh taruna Akademi Angkatan Udara di Yogya, masih ingat dalam ingatan kami.

Ketika saya mencoba menyindir istilah ksatrian yang mereka sebut, teman sebelah saya menginjak kaki saya memberi tanda untuk tidak melanjutkan debat yang tak perlu. Batin saya, siapa yang bilang kalau para taruna itu ksatria, dan markas mereka ksatrian. Edan narsis benar. Ksatria di manapun nggak suka main keroyokan. Lantas kami kami para mahasiswa ini dianggap apa? Dianggap sudra apa? Sorry meck, tak adaitu dalam kamus.

Kembali ke Sermadatar Prabowo. Dia lebih banyak diam dan tak banyak diskusi. Hanya salah satu temannya mengatakan bahwa dia menguasai empat bahasa. Sesudah pertemuan kami sempat bicara singkat. Basa basi. Bahasa Indonesianya masih kaku, nggak lancar. Mungkin karena lama tinggal di luar negeri. Dalam perjalanan ke ruang makan kami lebih banyak ditunjukkan berbagai ruang dan fasilitas pendidikan yang mereka miliki. Selanjutnya tak ada kontak lanjutan di antara kami. Masing masing tenggelam dalam perjalan karier yang panjang. Jelas dia kemudian sering muncul dalam berita nasional, apalagi sejak menjadi menantu RI satu.










Kontak tak langsung dengan Bung Prabowo terjadi di awal tahun sembilan puluhan. Berkaitan dengan forum diskusi mahasiswa Timor Timur pro adan anti integrasi. Salah satu tokoh mahasiswa pro integrasi adalah mahasiswa kedokteran waktu itu, Ossie Mario Soares. Bapaknya adalah tokoh pendiri partai Apodeti, yang dieksekusi oleh kelompok Fretilin di tahun 1975. Beliau adalah kakak mantan Gubernur Abilio Soares . Ossie selalu dekat dengan Bung Prabowo dalam upaya diskusi antara kelompok pro dan kontra integrasi. Saya terlibat beberapa kali dalam pertemuan dan seminar mereka di Yogya. Kami hanya saling titip salam. Tak pernah bertemu langsung. Saya berharap dapat bertemu dengan Bung Prabowo, dalam salah satu pertemuan seminar dan dalam satu acara pertemuan mahasiswa Timtim dengan Sultan. Bung Prabowo berhalangan datang dan hanya titip salam.

Kira kira dua tahun lalu. Ada friendster Bung Prabowo. Agak ragu apakah ini betul beliau atau bukan. Banyak pemujanya di friendster itu. Beberapa kali dalam komunikasi lewat friendster, saya selalu mengakhirinya dengan kalimat " Asli lho". Hanya sekedar jaga jaga, kalau bukan Bung Prabowo beneran. Bahasanya selalu lugas dan santun. Tidak berapi api sama sekali. Kemudian lama friendster itu tidak aktif. Mungkin karena kesibukan dunia politiknya. Apa lagi sekarang menjadi Cawapres. Kita semua tak tahu persis kansnya. Tergantung para pemilih. Mungkin ada sedikit keraguan dalam hati para pemilih dalam pemilu tahun ini. Terutama berkaitan dengan tuduhan keterkaitannya dengan peristiwa orang hilang, dan kedekatannya dengan kelompok agama garis keras.

Moga moga di pemilu tahun 2014, semua keraguan bisa diatasi. Masih ada waktu untuk menjelaskan. Jika peristiwa peristiwa itu bisa dijelaskan secara gamblang, mungkin publik yang memuja beliau dan masih ragu ragu, akan mendukungnya sepenuh hati. Saya bukan siapa siapa. Mendukung atau tidak, tak akan ada maknanya.

Yang ingin saya ungkapkan di sini hanyalah salah satu sisi makna kehidupan. Hidup adalah perjalanan panjang, suatu pengembaraan tiada henti. Dalam perjalanan itu kita bertemu banyak orang. Saling menyapa, saling memberi salam. Mungkin akan berjalan bersama. Mungkin akan berpisah. Dan suatu saat, entah berapa tahun lagi akan bertemu dan memberi salam kembali.Dunia maya memberi sarana dan makna begitu dalam, agar manusia bisa saling menyapa dan memberi salam dalam perjalanan dan pengembaraan panjang itu.











Tiga puluh delapan tahun lalu, taruna itu bernama Prabowo. Sekarang adalah Cawapres Prabowo. Kami bertemu kembali lewat dunia maya. Tetapi saya bukan siapa siapa.

Saya ini hanyalah si gembala sapi. Ki Ageng Similikithi.

Salam bung Prabowo.
 ۩۞۩

Prabowo Subianto Djojohadikusumo Alias : Prabowo | Prabowo Subianto | Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Rabu, 17 Oktober 1951
Hobby : Berkuda
Warga Negara : Indonesia

Putera begawan ekonomi Sumitro, Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951) adalah seorang mantan Danjen Kopassus, pengusaha dan politisi.

Prabowo adalah calon presiden dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Karena perolehan suara Partai Gerindra kurang dari 20%, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri.

Saat ini Prabowo sedang bersiap untuk kembali maju sebagai calon presiden di pemilu presiden 2014.


Kehidupan pribadi
Anak dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo. Ia memiliki dua kakak perempuan, Bintianingsih dan Mayrani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo. Saat ini, Hashim dikenal sebagai seorang pengusaha handal, dengan bisnis di puluhan negara termasuk Kanada, Russia dan Indonesia.

Prabowo adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPAS pertama dan anggota BPUPKI.

Dan jika diselusuri lebih jauh lagi, leluhur Prabowo adalah Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III.

Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas Pertama.

Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, anak Presiden Soeharto. Pernikahan Prabowo berakhir tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.

Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet tumbuh besar di Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris, Perancis sebagai seorang desainer.



Karier Militer Prabowo

Prabowo Subianto sering disebut sebagai seorang jendral kontroversial. Prestasi, dan kontroversi Prabowo dimulai saat ia mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang pada tahun 1970.

Lulus pada tahun 1974, tahun 1976 Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.


Operasi Penangkapan Presiden Fretilin Nicolau Lobato
Pada bulan Desember 1978, Kapten Prabowo memimpin pasukan Den 28 Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan wakil ketua Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato.

Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo, pada tanggal 31 Desember 1978. Karena prestasi ini, Prabowo mendapatkan kenaikan pangkat.

Pelatihan Komando di Fort Benning
Setelah kembali dari Timor Timur, karier militernya Prabowo terus melejit. Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus).

Setelah menyelesaikan pelatihan “Special Forces Officer Course” di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.

Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma
Pada tahun 1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspediti Lorentz ’95 yang disekap oleh Organisasi Papua Merdeka.

5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman.


Ekspedisi Gunung Everest
Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan Nepal.

Tim yang terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jendral Kopassus, Mayor Jendral TNI Prabowo Subianto [3]. Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding, Nepal.

“Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita.

Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa” tulis Prabowo dalam buku ‘Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan’.

Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest .


Jabatan dan Penghargaan Militer

Berikut adalah daftar jabatan yang Prabowo saat mengabdi sebagai prajurit TNI:
  1. Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)
  2. Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)
  3. Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983-1985)
  4. Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)
  5. Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)
  6. Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad (1991-1993)
  7. Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1994)
  8. Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)
  9. Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)
  10. Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
  11. Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
  12. Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)
  13. Berikut adalah daftar penghargaan militer Prabowo:
  14. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
  15. Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
  16. Satya Lencana Seroja Ulangan–III
  17. Satya Lencana Raksaka Dharma
  18. Satya Lencana Dwija Sistha
  19. Satya Lencana Wira Karya
  20. The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
  21. Bintang Yudha Dharma Nararya


Sepak Terjang Prabowo di Dunia Usaha
Setelah meninggalkan karier militernya, Prabowo memilih untuk mengikuti karier adiknya Hashim Djojohadikusumo, menjadi pengusaha.

Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur.

Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Suharto. Prabowo membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari Bank Mandiri.

Selain mengelola Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara, kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri.

Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara.

Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta, termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300.

Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar.

Kiprah Prabowo di Berbagai Organisasi Non-Pemerintah


Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional. Didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian utama.

Pada tanggal 5 Desember 2004, Prabowo terpilih sebagai ketua umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) mengalahkan Setiawan Jodi dan Ja’far Hafsah. Pada saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo Subianto kembali terpilih sebagai Ketua Umum 2010-2015 secara aklamasi.

32 dari 33 DPD menerima laporan pertanggungjawaban Prabowo dan meminta agar Prabowo kembali memimpin HKTI.

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)
APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) adalah organisasi independen yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan pedagang pasar Indonesia. Pada tanggal 6 Agustus 2008, Munas APPSI secara aklamasi memilih Prabowo sebagai ketua umum APPSI untuk periode 2008-2013.

Prabowo terpilih setelah mendapat dukungan dari 29 DPW tingkat provinsi dan 199 DPD tingkat kabupaten.

Selaku Ketua Umum APPSI, Prabowo kerap menyuarakan agar Pemerintah membatasi hipermarket dengan mengatur jaraknya agar tidak merugikan pedagang kecil.

“Selama ini pedagang pasar tradisional selalu dianaktirikan sehingga ketika pasar modern didirikan para pemilik modal pedagang pasar harus rela dibubarkan karena ada pembongkaran” cetus Prabowo.


Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi kegiatan Pencak silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.

Prabowo pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum PB IPSI tahun 2004. Pada Munas PB IPSI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, tanggal 27 Februari 2012, Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Ketua Umum PB IPSI .

Pada SEA Games 2011 di Jakarta, cabang olah raga pencak silat berhasil mendapatkan juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingkan.

Karier Politik Prabowo

Pemilu 2004
Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.


Pemilu 2009
Pada bulan Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang disponsori oleh HKTI, organisasi tani Indonesia yang digunakannya sebagai mesin politik untuk Pilpres 2009.

Sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan untuk menggunakan produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008 Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu 2009 pada KPU .

Namun belakangan, setelah proses tawarmenawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Keduanya mengambil motto ‘Mega-Pro’.

Keduanya juga telah menyelesaikan persyaratan administratif KPU dan berkas laporan kekayaan ke KPK. Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam berbagai iklan dan kampanyenya, pasangan Mega-Prabowo mengusung konsep ‘Ekonomi Kerakyatan’. Walau terdengar manis, sejumlah kritik pun dilayangkan pada konsep ekonomi ini.

Sebagian menganggapnya sebagai Ekonomi Komando yang selain otoriter juga sudah pernah dicoba di era Soekarno dan tidak berhasil, terbukti kenaikan harga dan inflasi 650% per tahun dan kelaparan terjadi di sejumlah tempat.

Sebagian lagi menganggap konsep ini sekedar ‘Kerakyat-rakyatan’, karena ‘Ekonomi Kerakyatan’ sudah pernah dicoba dua kali, pertama tahun 1993-1998 melalui Bappenas, dan kedua tahun 1998 melalui Kementrian Koperasi dan UKM.

Dua-duanya dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan justru menyebabkan kredit macet. Dalam Pemilu 1999 PDIP dan Megawati juga berjanji ‘membela wong cilik’ .

Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni LSI(Lembaga), LSI(Lingkaran), LP3ES, Puskaptis, CIRUS, LRI, dan Quick Count Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan SBY-Boediono, dan Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran.

Hasil Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat.

Megawati dan Prabowo tidak hadir dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengamanatkan bagi tiap pasangan calon untuk hadir dalam penetapan hasil Pilpres.

Dua pasangan lainnya, JK-Wiranto dan SBY-Boediono hadir dalam acara ini. Pasangan Megawati-Prabowo menolak hasil Pemilu ini dan masih melakukan gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi.


Pemilu 2014
Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat.

Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya, tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas Partai Gerakan Indonesia Raya yang masih sangat rendah.

Namun, poitisi senior Permadi mengatakan, Megawati Soekarnoputri berjanji akan mencalonkan Prabowo sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014.


Gelar Kehormatan

Marga Lumban Tobing
Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo juga diterima sebagai anggota marga tersebut.

Penganugerahan marga tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention Center, Medan.

Gelar Adat Tongkonan
Pada tanggal 28 Desember 2011, Prabowo menerima gelar adat Tongkonan dari masyarakat adat desa Siguntu, Rantepao, Toraja Utara. Pemberian gelar adat yang dibarengi dengan pesta duka Rambu Solo disaksikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu`mang, Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen Muhammad Nizam, Bupati Tanah Toraja Theofillus Allorerung, Bupati Toraja Utara Frederik Batti Sorring beserta ribuan warga setempat.

Sumber : Berbagai sumber






۩۞۩




Dora Sigar bersama ke empat orang anaknya, dua diantaranya adalah dua anak lelakinya, yaitu Prabowo Subianto, berdiri di tengah belakang, dan Hashim Djoyohadikusumo, berdiri disebelah sang bunda



Jakarta, Sabtu 10 Mei 2014 (KATAKAMI.COM) — Tepat pada hari Minggu (11/5/2014) besok, sejumlah negara akan memperingati Hari Ibu Internasional atau Mother’sDay.

Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.

Sementara di Amerika, dan 75 negara lainnya seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura,Taiwan dan HongKong, hari ibu diperingati setiap hari Minggu kedua di bulan Mei.

Dora Marie Sigar Sumitro Djojohadikusumo lahir di Manado, Sulawesi Utara, tanggal 21 September 1921.

Ia wafat di Singapura, 22 Desember 2008 dalam usia 87 tahun tepat pada perayaan Hari Ibu di Indonesia.

Dora Sigar adalah istri dari salah seorang begawan ekonomi Indonesia yang terkenal Soemitro Djojohadikoesoemo.

Soemitro dan Dora Marie memiliki 4 orang anak yaitu Bianti Djiwandono dan Mariani le Maistre dan dua orang putera, Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Hashim Sudjono Djojohadikusumo.

Dora Sigar bertemu pertama kali dengan Profesor Sumitro Djojohadikusumo tahun 1945 di sebuah acara mahasiswa di Rotterdam,Belanda.

Saat itu Dora Sigar belajar di sekolah ilmu keperawatan bedah di kota Utrecht, Belanda.

Sepanjang pernikahannya, Dora Sigar sangat setia mendampingi Profesor Sumitro Djojohadikusumo dalam pengasingan maupun dalam perjuangan membangun Republik Indonesia.

Dalam kenangan anak-anaknya, Dora Sigar adalah seorang ibu yang hangat penuh kasih sayang dan cinta yang sangat mengagumkan.

Dora dikenal sahabat-sahabatnya sebagai pemain bridge yang tangguh dan dimasa hidupnya dikenal sebagai pengurus Persatuan Bridge Indonesia.

Enam tahun Dora Sigar sudah meninggal dunia.

Dan dalam kurun waktu 6 tahun ia meninggalkan dunia yang fana ini, anak lelakinya yaitu Prabowo Subianto sudah melewati Pilpres 2009 dan bersiap menghadapi Pilpres berikutnya bulan Juli 2014 mendatang.

Persis menjelang wafatnya, satu-satunya pesan terakhir yang disampaikan Dora Sigar kepada Prabowo adalah agar sang anak senantiasa mengingat bahwa rakyat Indonesia harus disejahterakan :

“Bowo, jangan lupa, rakyatmu masih banyak yang miskin” demikian pesan terakhir Dora Sigar kepada Prabowo Subianto.

Pesan dari sang bunda inilah, yang membuat Prabowo senantiasa mengangkat dan mengusung program-program yang muaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sedangkan sang ayah, yaitu Prof Soemitro Djojohadikusumo, semasa mudanya aktif melakukan kegiatan politik di PSI (Partai Sosialis Indonesia).

Sosok Soemitro yang sosialis ini, dikenal sebagai seseorang yang sangat gigih memerangi korupsi secara nyata.

Selain berperan memberikan pandangan yang sangat kuat dalam diri sang anak untuk senantiasa bermurah hati dan berbagi kepada sesama, sebenarnya warisan terindah dari Dora Sigar adalah keberhasilannya membentuk sang anak menjadi pribadi-pribadi yang saling akur antara satu dan lainnya.

Prabowo dan Hashim, dua lelaki dengan dua latar belakang yang berbeda.

Prabowo berlatar-belakang militer dan akhirnya terjun ke dunia politik.

Hashim berlatar-belakang bisnis dan akhirnya “terpaksa” terjun ke dunia politik juga untuk mendampingi sang abang.

Kedekatan dan saling dukung antara Prabowo dan Hashim adalah sepenggal kisah kehidupan yang menyadarkan kita semua tentang jasa seorang ibu dalam keluarga.

Cinta Dora Sigar kepada keluarga dan sesama, membuat anak-anaknya meniru, meneladani dan melanjutkannya sampai saat ini.

Seorang ibu, walau sudah tiada, tetap akan dikenang sepanjang masa oleh keluarga dan sesamanya manusia, yang pernah mendapat serta merasakan secara langsung kehangatan cintanya.

Selamat Hari Ibu …

Happy Mother’s Day to all mother …

Prabowo Subianto bukanlah sosok asing buat masyarakat Indonesia. Dari jadi menantu dan bagian dari keluarga paling berkuasa di Indonesia, jadi bintang di Kopassus, sampai dipecat dari satuan elite tersebut karena diduga terlibat dalam Kerusuhan Mei 1998, menjadi pengusaha, dan kini meniti karier politik sebagai calon presiden. Ikuti kehidupannya lewat foto-foto lama ini.